PERILAKU WIRAUSAHA
d.
Keberhasilan dan kegagalan dalam
berwirausaha
Seorang wirausaha
adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Menurut Gilmore,
menyatakan bahwa seorang wirausaha yang produktif adalah wirausaha yang
menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungan antara lain menampung tenaga
kerja, memberi sumbangan sosial dan bergaul dengan sesama. Keberhasilan seorang
wirausahawan erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Jujur
a) Jujur
terhadap diri sendiri
b) Jujur
terhadap orang lain
c) Jujur
terhadap tujuan yang akan dicapai)
2)
Disiplin dan berani
a) Berani dan disiplin berbuat karena bakat, pengalaman, dan
pengetahuannya.
b) Berani dan displin berbuat karena adanya keyakinan dan
fasilitas.
c) Dapat melaksanakan prinsip manajemen dengan baik
Disamping
keberhasilan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha yaitu:
1) Tidak
adanya perencanaan yang matang
2) Bakat
yang tidak cocok
3) Kurang
pengalaman
4) Tidak
mempunyai semangat berwirausaha
5)
Kurangnya modal
6)
Lemahnya pemasaran
7) Tidak
mempunyai etos kerja yang tinggi
e. Contoh
sikap dan perilaku wirausaha
(Silahkan baca cerita di bawah untuk dapat menemukan contoh sikap dan perilaku wirausaha)
Pembawaan
sofian, pemuda kelahiran Mentok, Bangka, 1 Juni 1980 ini tidak berbeda dengan
gambaran kita akan seorang nerd. Pendiam, tidak suka berada di
keramaian, namun bisa tak ingat waktu bila sudah berada di depan computer.
Kalau bisa memilih, ia lebih suka berada bersama benda mati itu ketimbang
makhluk hidup. Computer memberinya eksplorasi yang luas dan membentangkan
kesempatan yang tak terbatas.Sebuah peluang untuk mewujudkan mimpi.
Lahir
dari keluarga yang tak berada membuat sofian terbiasa hidup dalam keadaan serba
kekurangan.Namun, mimpi tak mengenal kendala itu.Mimpi itu tetap datang dan
menggerakkan sofian untuk mengubah nasib.“Action with vision will bring the
dreams come true”, kata sofian mengutip sebuah ungkapan pemuda asal
kepulauan Bangka Belitung ini lalu mulai menerjemahkan mimpi-mimpinya kedlam
sebuah langkah nyata.Langkah-langkah yang awalnya kecil, namun akhirnya menciptakan
lompatan besar.
Kini,
upayanya berbuah manis. “Dari keahlian sebagai programmer computer, saya
bisa meraih pemasukan sekitar sekitar Rp 40-100 juta pertahun dengan keuntungan
bersih sampai lebih dari Rp 50 juta,” ungkapnya.Tentu saja, jumlah ini tak bisa
dibandingkan dengan profit idolanya, Bill gates.Namun, itupun bukan hal yang
dapat dipandang remeh.
Berdirinya
S-Work milik sofian-yang melayani pembuatan aplikasi (software) berbasis
database computer, perawatan dan perbaikan computer, serta instalasi
jaringan computer (LAN)-diawali pada akhir 2009. Sofian yang telah lama bekerja
pada perusahaan orang lain, bahkan bekerja sama dengan rekan-rekannya, akhirnya
berani membuka usaha sendiri. Lokasi usahanya memang tidak mentereng karena
brada dirumahnya sendiri.Maklum, jenis pekerjaan sofian memang hanya pelayanan.
Jadi ia mendatangi perusahaan orang lain yang membutuhkan jasanya. Sampai kini,
ia telah membuat aplikasi untuk mini market, rumah makan, pujasera, billing karaoke,
billing warnet, spare part, aksesoris telepon seluler, dan program-program
keperluan kantor.
“Sebelumnya
saya kurang percaya diri untuk berwirausaha, takut gagal.Apalagi strategi
pemasaran kurang saya kuasai, ditambah sifat saya yang pemalu dan kurang mampu
berkomunikasi.Namun kemauan saya kuat.Apalagi keluarga juga mendukung pilihan
saya dan mau membantu memberikan tambahan modal,” kata Sofian.
Untuk
memulai usaha, sofian memang tak memerlukan modal besar, hanya seperangkat
computer dan meja kerja.“Meskipun modal minim saya memulai usaha dengan satu
mimpi raksasa untuk sukses.”Ujar Sofian penuh optimism.Mulai program kecil
berharga jutaan, sedikit demi sedikit usahanya meningkat menjadi belasan juta,
hingga sekarang sudah menjadi ratusan juta untuk setiap produk yang
digarapnya.Saat ini Sofian memang baru menangani segmen pasar kecil dan
menengah saja.Tapi, harapannya tidak berhenti disitu.“Saya berharap kedepannya
akan menjual produk ke perusahaan-perushaan besar diseluruh Indonesia,”
katanya.
Kemauan
untuk maju telah ditancapkan Sofian dengan kokok. Meski bisnisnya belum berusia
lama, namun bekal ilmu dan pengalamannya membuat ia yakin bahwa usaha itu dapat
berkembang menjadi perusahaan yang akan menghasilkan hardware computer
denganbrand sendiri. “Saya yakin, dengan semakin maju teknologi, suatu
hari nanti dapat mewujudkan semua impian saya,” tambahnya. “Dan saya yakin, tak mungkin saya dapat sukses besar bila hanya bekerja
untuk orang lain. Saya ingin menjadi pemilik usaha, yang bisa menentukan
sendiri nasib dan perolehan yang diinginkan.Sebab hidup harus memilih,”
tambahnya lagi.
Menurut
Sofian, saat ini usahanya memang belum seberapa. Laju perkembangannya pun belum
menderap deras. Ini dikarenakan ia masih terkendala oleh pengetahuan, sumber
daya, maupun modal usaha. Namun dengan target dan visi yang jelas, pengejaran
mimpi itu sudah diawali dengan sukses, kendati ia pernah dihantui kegagalan.
Pada 2006
Sofian mendapat tawarn kerja sama dari seseorang konsultan pajak yang juga baru
merintis usaha. Karena belum berpengalaman dan ragu untuk memulai sendiri,
tawaran kerja sama tersebut diterimanya. Ia pun meninggalkan pekerjaannya di
perushaan otomotif. Klien pertama Sofian adalah seorang kontraktor yang
menginginkan program computer untuk memantau penggunaan alat-alat berat,
mencatat penggunaan bahan bakarnya, absensi operator alat, dan sebagainya.
Kerja
sama ini terus berjalan, hingga pada 2007 mitra kerjanya resmi membuka kantor
kecil. Saat itu, klien sudah mulai banyak dan ia mempunyai beberapa karyawan
untuk membantu administrasi kantor. Mitra kerja Sofian bahkan bersedia memodali
Sofian dengan perjanjian pembagian hasil 50:50 untuk setiap penjualan program.
Program yang dibuat adalah akuntansi standar untuk pembukuan kantor.
Dari
hasil penjualan program, bersama mitra kerjanya ini, Sofian melebakan sayap
dengan membuka usaha baru, yaitu warnet, dengan pembagian keuntungan
20:80.Sayangnya karena belum berpengalaman, semua kesepakatan dibuat hanya
berdasarkan kepercayaan saja.Tanpa ada hitam diatas putih, pada akhirnya semua
keputusan berda ditangan mitra Sofian.
Disini
timbul ketidakpuasan.Selama 2 tahun warnet tersebut beroperasi, Sofian tak
menikamati keuntungan sepeserpun.Baru pada tahun ketiga Sofian bisa menikmati
laba ker samanya, Rp 4 juta dari keuntungan Rp20juta setiap 3 bulan. Setelah
tiga kali menerima pembagian hasil, Sofian diajak kembali untuk membuka warnet
ditempat lain. “Tapi niat itu saya tolak. Saya tahu nanti computer dan segala
perlengkapan lain harus dibeli perusahaan lewat dia dengan bunga yang sangat
besar. Saya tak mau lagi dipermainkan,” kenang Sofian.
Ia pun
menarik diri dari kerja sama itu karena merasa keahliannya di manfaatkan untuk
kepentingan pribadi mitranya. Apalagi, ternyata mitra bisnis Sofian sudah tidak lagi melakukan penagihan pada klien yang memakai jasa program
computer Sofian selama setahun.Sofian pun merelakan modal usahanya-sebesar 20
persen-tidak kembali.
Peristiwa
ini menjadi pelajaran sangat berharga buat Sofian.Ia tak lantas putus asa.
Keahliannya masih tetap diakui oleh klien-klien lamanya. Buktinya, meski
taklagi bersama mitra kerjanya, Sofian masih dipercaya oleh kliennya dari
kegagalan itu, ia semakin berhati-hati melakukan usahanya. “Saya mendapat
pengalaman positif. Khususnya dalam berinteraksi dan mengenal orang lain,” kata
Sofian.
Kepribadian
Sofian menjadi lebih terbuka.Ia jadi tahu bagaimana cara berhubungan dengan
orang lain-misalnya untuk menawarkan produk. Ia melakukan kunjungan ke
perusahaan-perusahaan, membuat network untuk memperluas pasar. “Kemudian
saya memulai langkah untuk berwirausaha sendiri yang sesungguhnya,” kata Sofian
mantap.Selain itu, agar perusahaannya memiliki keunggulan, Sofian juga
menyediakan layanan purnajual yang mengesankan.Selama masih dipakai, produk
aplikasinya mendapat garansi seumur hidup. Cara ini menumbuhkan loyalitas dan
kepercayaan tersendiri, serta membuat banyak klien selalu kembali
kepadanya.Mimpi seorang Sofian telah menggerakkan semestanya!
Sofian
kecil lahir dari keluarga sederhana. Bakat elektroniknya diawali saat ia duduk
di bangku SMP di kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka Barat,
Kecamatan Mentok. Itu sebabnya, setamat SMP pada 1995, ia meilih melanjutkan ke
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri II ketimbang melanjutkan di SMU.
Sofian pun pindah ke Pangkal Pinang.Ia rela berada jauh dengan orang tuanya,
kemudian memilih jurusan Elektronika dan Komunikasi.
Sekolah yang memiliki laboratorium cukup
lengkap itu membuat hobi elektronik Sofian berkembang.“Disini pula saya
mengenal computer.Meski sebelumnya saya tidak tertarik dengan komputer-saat itu
belum ada program Windows-lama-kelamaan saya bisa menikmatinya,” tutur Sofian
bersemangat.Ia semakin termotivasi karena jurusan mesin sudah
mengimplementasikan komputer pada sebuah mesin bubut CNC, sehingga membuat
bentuk dari besi bukan lagi perkara sulit. “Diluar sekolah,sekolah saya
mengikuti kursus komputer, yang ternyata hanya satu-satunya disana,” Sofian
berkisah. Disanalah ia menjadi mahir menggunakan program Word Star.
“Saya pun hafal diluar kepala sintaksis untuk melakukan format penulisan,” katanya.
Sayangnya karena keterbatasan dana,
setelah lulus SMK Sofian tak bisa meneruskan keperguruan tinggi. Tapi, ia
tak putus asa. Kursus di Balai Latihan Kerja Indonesia yang dikelolah Depnaker
di Palembang, menjadi langkah berikutnya.Spesialisasi yang diambilnya adalah TV
dan radio.Komputer-yang saat itu perkembangannya tidak pesat-sempat dia
lupakan. Keahlian sekaligus hobinya itupun ia kembangkan, dengan bekerja disalah
satu took elektronik di Palembang sebagai pemasang perangkat elektronik di
rumah konsumen.
Pertengahan
1999 Sofian hengkang dari Pelembang dan pindah bekerja pada sebuah main
dealer Suzuki di Pekanbaru, Riau.Ia pun mendapat tempat di mess karyawan.
Disinilah Sofian berkenalan dengan seorang programmer komputer yang
mengani semua system yang sudah terintegrasi dengan sebuah dealer besar,
Indomobil.Dan, kariernya pun berawal dari sini, seakan mendapat petunjuk dari
Maha Kuasa.
Sofian-yang
sejak kecil sangat tertarik pada elektronik-bagaikan mendapat guru gratis.Dari
kegiatan memasang kabel listrik, kabel LAN, sampai akhirnya format dan install
program di komputer, dilakoninya.Dari pemeliharaan jaringan hingga bahasa
pemograman pun dipelajarinya. Dengan dasar peralatan elektronik yang ia
kauasai, pelajaran komputer yang diberikan temannya dengan cepat diserapnya.
Latihan penanganan kasus yang etrjadi di lingkungan perusahaan otomatis
mengasah kemampuannya dibidang komputer dan pemograman.Sofian pun menjadi mahir
dan tenanganya dipercaya menangani cabang-cabang di Pekanbaru, Padang, Batam,
dan Tanjung Pinang.
Sofian
kembali ke Palembnaga tahun 2004 dan langsung berkecimpung sebagai tenaga IT
pada perusahaan otomotif di wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu.Tugasnya
adalah membuat program database kecil yang dibutuhkan semua bagian dalam
perusahaan serta melakukan perawatan terhadap semua masalah komputer.
“Setelah dua tahun bekerja, rasa kurang
puas terus menggelora di dada.Impian saya jadi pengusaha terasa semakin jauh,”
kata Sofia. Akhirnya ia memutuskan untuk menambah ilmunya dibidang komputer. Ia
lalu kuliah sambil bekerja. Sesuai cita-citanya ia pun mengambil jurusan Teknik
Informatika pada Sekolah Tinggi Komputer (STMIK-MDP) Palembang. Karena siang bekerja,
malam kuliah, prestasi akademik Sofian keteteran. Meski demikian ia tetap
bertekad memperbaiki masa depan dengan menyelesaikan kuliahnya.
Meski secara akademik tertinggal,
dikampusnya namanya terkenal untuk urusan komputer.Ia pun sering membantu
teman-temannya dan tetap menerima order dari perusahaan di kotanya.
Ditengah-tengah masa kuliah, Sofian mengundurkna diri dari pekerjaannya.Ia
memilih mencoba berusaha sendiri, dan pada 2006 ia mulai bekerja sama dengan
seorang pengusaha. “Saya ingin sukses seperti mereka.Meskipun mimpi saya
terdengar mustahil, tapi saya tetap yakin suatu saat pasti bisa,” tandas
Sofian.
Tempaan
dari sejak masa sekolah itulah yang membuat Sofian memiliki semangat untuk
bertahan menjalani usahanya. Meski dulu sempat kecewa dengan mitra usahanya
meski dulu, kini dia sudah membuka diri untuk bekerja sama lagi jika ada yang
berminat. Niat ini menjadi terbuka setelah ia menjadi finalis pada pelatihan
Wirausaha Muda Mandiri. Karena itulah ia terus memilihara situs perusahaannya.
Komentar
Posting Komentar